Jakarta— Menanggapi penguatan IHSG dan rupiah di penutupan perdagangan hari ini, Koordinator Nasional Forum Rakyat dan Mahasiswa untuk Reformasi Keuangan (Formasi Keuangan), Akril Abdillah, menyatakan bahwa tren positif tersebut mencerminkan sentimen pasar yang masih cukup percaya terhadap stabilitas perekonomian nasional.
“Penguatan ini tentu patut diapresiasi sebagai sinyal bahwa pelaku pasar masih melihat prospek ekonomi Indonesia secara positif, terutama di tengah tekanan global dan ketidakpastian geopolitik,” ujar Akril dalam keterangan resminya, Senin (21/7/2025).

Namun, ia mengingatkan bahwa penguatan rupiah dan IHSG tidak boleh membuat pemerintah terlena. Menurutnya, indikator fundamental seperti produktivitas nasional, realisasi investasi, defisit fiskal, serta pengendalian utang tetap harus menjadi prioritas dalam menjaga ketahanan ekonomi jangka panjang.
“Kami dari Formasi Keuangan mendesak agar pemerintah dan otoritas keuangan tidak hanya mengejar sentimen jangka pendek, tetapi memperkuat fondasi ekonomi riil. Stabilitas harga pangan, lapangan kerja, dan akses keuangan yang inklusif masih menjadi tantangan serius,” tambahnya.
Ia juga mendorong transparansi dalam kebijakan fiskal dan moneter agar tidak menimbulkan distorsi di pasar keuangan. “Keseimbangan antara stabilitas makro dan keadilan ekonomi harus terus dikawal. Jangan sampai penguatan pasar hanya dinikmati segelintir pihak,” pungkasnya.
Hai, saya Akril Abdillah – penulis, penggerak, dan pembelajar. Saya suka membagikan insight tentang manajemen, kepemudaan, dan pembangunan.
